Sunday, August 26, 2012

Zurtum (Kubur)

Bahasan dari ust. Moh. Fauzil Adhim (@kupinang) di 23 Agustus mengenai kubur dimana kematian dunia hanya sementara. Kubur, hanya sebuah persinggahan. Semoga catatan ini bermanfaat untuk kita semua.

Apakah kubur merupakan tempat peristirahatan terakhir? Tidak. Sekali-kali tidak. Bahkan bagi seorang mukmin pun, sama sekali tidak. Jika engkau mengimani agama ini sepenuh keyakinan, maka tidak patut menyebut, menganggap dan meyakini kubur sebagai peristirahatan terakhir. Sungguh, perkataan bahwa kubur merupakan tempat peristirahatan terakhir hanya pantas diucapkan oleh orang yang tidak meyakini Hari Kemudian.

Tidakkah kita ingat firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an surat At-Takaatsur? Allah Ta'ala katakan "Hatta zurtumul-maqabir". Kata zurtum bermakna mengunjungi, mendatangi, tapi bukan menetap dan tinggal di dalamnya. Maka, masuk kubur bermakna transit. Ada tujuan berikutnya dan kubur merupakan ruang tunggu sebelum kita berangkat ke Padang Mahsyar untuk pengadilan massal.

Jika engkau merasakan kemacetan 13 atau 24 jam sebagai derita yang menyiksa, maka bayangkan sejenak betapa panjang antrian di Mahsyar. Tak ada tempat untuk istirahat kecuali bagi yang mendapat rahmat. Tak ada tempat untuk membeli minuman. Satu hari di akhirat, betapa lama. Inilah hari ketika matahari didekatkan sehingga panasnya melelehkan keringat hingga membanjir. Maka alangkah beratnya hari itu.

Mari kita renungi sejenak QS. At-Takaatsur yg di dalamnya Allah Ta'ala sebut kata zurtum. Semoga dapat menjadi pengingat bagi kita. "أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . Bermegah-megahan telah melalaikan kamu." QS. 102: 1.

Bermegah-megahan. Ia bukan bermakna membangun rumah yang megah. Tapi ia terkait dengan mereka yang berbangga-bangga menumpuk harta. Mereka bersibuk dengan kendaraan apa yang engkau punya. Dan sesudahnya, kendaraan apa lagi. Sesudahnya, apalagi yang di atasnya.

Mereka menakar kemuliaan diri dan manusia lain dari seberapa banyak aset yang ia punya. | Adakah itu kita?

Mereka menenggelamkan diri dalam kesibukan yang melenakan dan mereka berbangga-bangga dengannya. | Adakah itu kita?

Apa yg melenakan kita, lalu kita bermegah-megahan dengannya, bisa saja terkait hobby. | O ya, berapa banyak perkutut yang engkau punya?

Kita perlu berhati-hati, meski benda yang suka kita tumpuk-tumpuk adalah radio kuno, sebab kita dapat terkena ayat berikutnya. "حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . Sampai kamu zurtum (berkunjung, masuk, datang) ke dalam kubur." QS. 102: 2.

Passion yang kita turuti, hobby yang kita tekuni dapat menjadikan kita lupa usia sehingga tak ada yang menghentikannya kecuali zurtum ke kubur.

Allah Ta'ala peringatkan, "كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ Jangan begitu! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)," QS. 102: 3.

Tidak cukupkah peringatan ini? Tidak cukup pulakah peringatan Nabi SAW. tentang keadaan akhir zaman ketika orang beramal akhirat untuk cari dunia?

Maka Allah peringatkan, " ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ Kemudian, jangan begitu! Kelak kamu akan mengetahui." QS. 102: 4.

Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah mengingatkan, "Ini adalah ancaman setelah ancaman!" Sebuah peringatan yang amat ditekankan.

Inilah peringatan bagi orang-orang beriman agar tak menjadikan dunia sebagai hasrat terbesarnya sehingga amal akhirat pun untuk dunia. Inilah peringatan bagi orang-orang beriman agar kecintaannya terhadap sesuatu tidak menjadikannya lalai.

"كَلا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ Jangan begitu! Kalau saja kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin." QS. 102: 5.

Maka betapa pentingnya mengilmui apa yang kita imani. Sudahkah itu ada pada kita?

"لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim." QS. 102: 6.

"ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ Kemudian, kamu pasti akan ditanya atas nikmat yang (kamu terima)." QS.102: 7.

Ingin berpanjang-panjang bahas tentang zurtum, tapi rasanya amat sedikit bekal. Semoga yang sekilas ini bermanfaat.

No comments:

Post a Comment