Friday, December 8, 2017

Percobaan menambahkan Minyak Goreng pada mesin 4langkah

Percobaan ini diinspirasi secara tidak sengaja ketika membaca sebuah blog yang membahas ide nyeleneh mengenai penambahan aditif oli berupa minyak goreng yang dicampurkan langsung ke dalam mesin.

Dalam blog tersebut dijelaskan kekuatan dan kelemahan dari penambahan aditif tersebut. Juga untuk mendukung ide tersebut, dikutip pula beberapa rujukan ilmiah hasil penelitian, testimoni dari pemakai mulai dari sekedar penambahan hingga sepenuhnya menggunakan minyak goreng sebagai pelumas mesin.

Penulis blog tersebut akhirnya menambahkan minyak goreng pada kendaraannya berupa sepeda motor baik yang matic ataupun yang menggunakan kopling basah. Sebelum melakukan percobaan yang serupa, gw melakukan beberapa telusuran mengenai penggunaan minyak nabati dalam hal ini minyak sawit. Hal ini karena dalam hasil telusuran didapati beberapa jenis minyak nabati selain minyak sawit diantaranya minyak kelapa, minyak castor dan juga adanya keraguan untuk melakukan percobaan.

Setelah beberapa bacaan, gw memutuskan untuk menggunakan minyak sawit yang telah diproses dan mudah didapatkan. Keputusan didasarkan pada beberapa kondisi diantaranya;
- Minyak sawit lebih murah dan mudah didapatkan dibandingkan dengan minyak kelapa.
- Minyak sawit tidak mudah beku pada suhu dibawah 20'c. Tidak seperti minyak kelapa yang akan mulai membeku pada suhu tersebut.
- Minyak sawit menurut gw lebih lama teroksidasi daripada minyak kelapa walaupun untuk kekuatan pembentukan film dan film strength lebih baik terhadap gesekan. Hal ini didasarkan pada pengamatan langsung pada minyak yang dalam kondisi terbuka dalam suhu ruangan (dapur). Minyak kelapa lebih cepat berjamur dibandingkan dengan minyak sawit.

Dari sumber-sumber bacaan juga disebutkan penggunaan minyak sawit yang bervariasi jumlahnya mulai dari 2, 5, 10 hingga 50 persen. Tetapi didapatkan simpulan sementara gw dari beberapa sumber bacaan yang menandakan jumlah ideal penambahan minyak sawit berada pada kisaran 5-10 persen dari jumlah oli yang digunakan. Dari referensi juga ditunjukkan adanya tanda terbentuknya sludge/endapan tergantung pada jumlah persentase minyak yang digunakan. Diingatkan juga bahwa penggunaan minyak nabati tidak cocok untuk pengguna bertipe longdrain karena sifat minyak nabati yang mudah teroksidasi. Hal ini diperkuat oleh testimoni teman yang bertipe longdrain yang menggunakan ide yang sama pada mesin Yamaha Scorpio yang menghasilkan sludge dalam blok mesin.

Data spesifikasi percobaan menggunakan mesin kendaraan 7KE dengan modifikasi sederhana pada kabel pengapian dan penambahan water injection, cold air intake dan hydrogen crack system tanpa ada modifikasi lainnya pada jeroan mesin. ECU di-reset. Pelumas menggunakan oli dengan kekentalan SAE 15W-40 yang telah digunakan sejauh 3770 km dengan periode penggantian setiap 5000 km. Ini berarti tersisa 1230 km sampai dengan masa penggantian oli berikutnya.

Untuk mencoba mendapatkan hasil positif tetapi dengan resiko terkecil maka dipilih sejumlah 150ml yaitu kurang lebih 4% dari jumlah oli terpakai sebanyak 3,5ltr. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dimulailah percobaannya.

Sumber bacaan:
- Implementasi dan dasar teori trik sesat minyak goreng sebagai aditif
- Tribology
- Pengaruh penambahan persentasi minyak kopra, kopra komersil dan minyak sawit terhadap sifat tribologi pada oli SAE 40
- PALM OIL AND MINERAL OIL BASED LUBRICANTS - Their tribological and emission performance. 
- Experimental investigation on usage of palm oil as lubricant to subtitute mineral oil in CI engines
- Experimental investigation of coconut and palm oils as lubricants in four-stroke engine
- The oxidation effect on palm oil based lubricant using four - ball tribotester
- Pam oil methyl esters as lubricant additive in a small diesel engine

Catatan percobaan
24 November.
Mulai dimasukkan minyak goreng yang tersedia, yakni merk Tropical. Sebelum dimasukkan, mesin dinyalakan selama kurang lebih 3 menit lalu dimatikan. Kemudian setelah dimasukkan, mesin dinyalakan kembali dalam kondisi stasioner selama kurang lebih 20 menit. Secara perlahan suara mesin menjadi semakin halus. Lalu kendaraan dikendarai sejauh 3 km lalu kembali ke rumah.

25 November.
Update:
- Suara masih halus
- RPM gain menjadi lebih mudah dari sebelumnya
- Vibrasi mesin masih belum ada perubahan
- Tenaga pada rentang rpm 1000-2500 terasa lebih padat dari sebelumnya
- Gejala valve ticking yang biasa terjadi ketika morning start berkurang

26 November.
Testimoni dari Emak sebagai penumpang: "Kok tumben kabinnya lebih senyap? Ini beneran cuma ditambah minyak goreng?"

28 November.
Update:
- Vibrasi terasa berkurang
- Semakin terdengar deru kipas visco dibanding sebelumnya
- FC sepertinya lebih efisien. Dari biasanya 15,2ltr menempuh rata2 120km menjadi rata2 140km
- Restore CAI & WI aktif di rpm 2000 sepertinya malah menahan tenaga. Malah keluar ketika di rpm 3000+

08 Desember.
Update:
Kondisi as klep masih sama dengan sebelum ditambah minyak goreng. Tidak terlihat indikasi terbentuknya sludge. Warna oli sedikit lebih terang dari sebelum ditambah minyak goreng.

20 Januari
Update:
Pada 4 Januari sebenarnya sudah dilakukan pergantian oli. Dengan kelebihan kilometer pada jumlah 233 kilometer dari seharusnya. Maaf, kelupaan difoto lagi. Tapi pada saat sebelum ganti oli, tutup head dibuka dan diperiksa kepala klep dan asnya. Residu oli menandakan adanya pengentalan, tidak seperti kondisi biasanya pada saat masa penggantian oli dimana kondisinya encer.  Pada saat oli dikeluarkan, pada bak penampung oli tampak berbuih/busa. Keterangan mekanik bengkel, kondisi demikian menandakan oli telah kedaluarsa atau kelebihan masa/jarak pakai dimana seharusnya tidak timbul busa/buih. Sebenarnya keterangan ini kontradiksi dengan pengetahuan saya, sebab pada saat oli kedaluarsa kondisinya sangat encer, kasar karena banyak gram (pengecekan dengan jari) dan tidak berbusa. Berbanding terbalik dengan kondisi di bak penampungan, oli lebih kental, gram relatif lebih sedikit dan berbusa. Hal ini menimbulkan kekhawatiran sehingga percobaan dihentikan sementara mengingat rentang pergantian oli setelah melihat riwayat termasuk pada kategori long drain. Dan kategori long drain kurang cocok untuk percobaan ini dan telah dinyatakan dalam penelitian dan pelaku percobaan sebelumnya. Kemungkinan penggunaan minyak goreng sebagai aditif akan kembali digunakan ketika masa pakai oli sudah mencapai 4000km atau mencapai 80% dari masa pergantian oli reguler.