Saturday, October 9, 2010

mentok

Ketika burung terbang dari serpihan hati
Ketika itu hati menjadi lebur dalam sepi
Pada saat hati menghiba untuk setetes cinta
Padahal ia sedang mencinta
Maka tak dapat ditolak persekutuan jahanam
Pandangan tajam itu walau sejuk tapi menusuk
Membusuk ditengkorak serakah dengan sumpah serapah
Kaki elang memburu pada setiap zaman
Dimana selalu ada pengecut yang selalu lari dari kenyataan
Juga pahlawan kesiangan tanpa malu
Kegilaan melanda pada jiwa
Yang menyembah burung malam
Bila-mana kewarasan menjadi hak yang aneh
Maka lahirlah sang raja penguasa nafsu
Dan bilamana hari itu datang kawan
Hadapilah ia dengan berjuang
Dengan kasih
Dengan cinta
Tanpa henti...
Hingga kau membentur tembok

No comments:

Post a Comment